2024 Pasar Apartemen Masih Didominasi Segmen Menengah Bawah dan Menengah

2024 Pasar Apartemen Masih Didominasi Segmen Menengah Bawah dan Menengah

Apartemen strata di segmen menengah dan menengah atas akan mendominasi pasar tahun depan


Mayoritas transaksi apartemen strata (hak milik) atau kondominium ke depan diperkirakan masih akan didominasi segmen menengah-bawah (harga di bawah Rp14 juta/m2) dan segmen menengah (Rp15-22 juta/m2). Demikian ringkasan Analisis Pasar Properti: Refleksi 2023 dan Proyeksi 2024 versi Cushman & Wakefield, perusahaan konsultan properti asing di Jakarta, yang dirilis pekan lalu.

Menurut Cushman, masih lemahnya pasar kondominium di Jabodetabek membuat para pengembang masih memprioritaskan memasarkan unit eksisting, memanfaatkan insentif free PPN yang dilansir pemerintah November lalu. Tingkat penyerapan unit kondominium diperkirakan baru akan membaik mulai semester dua tahun depan, mengikuti proyeksi pertumbuhan ekonomi.

Tahun 2024 diperkirakan sekitar 20.000 unit kondominium selesai dibangun dan diserah-terimakan. Sebagian besar berlokasi di Jakarta Selatan, Bekasi dan Tangerang. "Pasokan mendatang masih akan tumbuh walaupun belum agresif. Selama Pemilu Presiden 2024 para pengembang masih bersikap wait and see sebelum memutuskan meluncurkan proyek baru," tulis analisis tersebut. Kondominium di segmen menengah dan menengah-atas diperkirakan akan mendominasi pasokan baru tahun depan, terutama yang berlokasi di Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Bekasi, kendati mayoritas transaksi terjadi di segmen menengah bawah dan menengah.

Tingkat hunian kondominium di Jabodetabek ke depan diperkirakan meningkat, terutama yang berlokasi di kawasan TOD. Namun, harga jual diproyeksikan hanya tumbuh perlahan. Kenaikan harga tertinggi akan terjadi di kawasan sekunder, harga kondominium di kawasan lain relatif stabil. Merespon persaingan dengan kondominium di pasar sekunder serta kondisi pasar yang masih “wait and see” selama pemilu, para pengembang masih memberikan aneka insentif atau promo untuk memikat konsumen.

Analisis serupa versi perusahaan konsultan properti asing lain, Colliers Indonesia, menyampaikan hal yang kurang lebih sama. Secara umum, menurut Colliers, pasar apartemen tahun 2024 masih menghadapi tekanan akibat beberapa faktor, termasuk faktor alamiah akibat pemilu yang mendorong investor memilih wait and see sebelum berinvestasi.

Tingginya tingkat suku bunga kredit akibat kenaikan bunga acuan Bank Indonesia, menjadi faktor lain yang menahan perbaikan pasar kondominium. Apalagi, sejak beberapa tahun terakhir jumlah investor yang memilih apartemen sebagai pilihan investasi terus menurun. Terakhir yang tidak kalah pentingnya yang membuat pasar kondominium belum juga pulih, preferensi masyarakat Indonesia yang masih lebih memilih rumah tapak daripada apartemen sebagai hunian. 


Dapatkan berita update AyoProperti.com di Google News


Read more stories:

Rumah Rp200-600 Juta Paling Banyak Dicari

Milenial Akan Jadi Penggerak Pasar Properti 2024

42.000 Unit Kondominium di Jabodetabek Belum Laku

7 Properti Komersial Baru Tahun 2023

8 Klaster Baru Tahun 2023